Sugeng Rawuh, Wilujeng Sumping,, Selamat Datang

Dengan Menyebut Asma Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang...

Selasa, 25 Mei 2010

Gerhana Venus

Sore ini (16/05), semua media mengabarkan bahwa akan terjadi gerhana venus atau disebut dengan okultasi Venus. Berbeda dengan gerhana matahari atau gerhana bulan, gerhana Venus ini dapat dilihat dengan mata telanjang.
“menjelang matahari terbenam hari ini , kita bisa liat kejadian langka di alam semesta. Tepat diarah barat, planet Venus akan berada pada posisi sejajar dengan Bulan membentuk Gerhana Venus atau okultasi Venus”, jelas seorang anggota komunitas pecinta astronomi Jakarta disalah satu oran harian. Tapi nyatanya langit kota Bandung kurang bersahabat dan diguyur hujan sejak ba’da dzuhur sehingga fenomena yang konon akan terjadi 50 tahun lagi itu tidak dapat dinikmati oleh warga Bandung Raya.
Bagi saya yang awam terhadap pengetahuan tentang astronomi, penemuan seperti ini sangat mengagumkan. Seseorang bisa menganalisis penghuni langit yang begitu banyaknya sehingga dapat membuahkan suatu ilmu pengetahuan. Dalam benak saya ketika disebutkan atau menyebutkan kata langit yang terbersit adalah bayangan matahari yang akan terlihat indah ketika sore dan pagi hari tatkala sang surya hendak terbit dan terbenam, ataupun ketika cerahnya hari dengan langit yang berwarna biru damai, lekatnya malam yang ditaburi bintang dengan ditemani bulan mejadi atap hunian bagi mereka sahabat jalanan. Namun ternyata tak sekedar itu, langit menyimpan eksotisme yang jika dikuak akan memakan waktu seumur hidup, subhanallah Maha Agungnya Allah sang pencipta jagad raya ini.
Dahulu ketika masih kanak-kanak, saya sangat senang memandang luasnya hamparan langit beserta taburan bintang nya uang indah. jika senja menjelang atau sehabis shubuh selalu saya sempatkan untuk melihat langit menghadap kea rah timur atau barat sengaja untuk melihat bintang yang ada dan menghitungnya, kalau diingat sekarang ah.. begitu konyolnya setiap pagi dan sore menghadap kea rah langit hanya sekedar menghitung bintang yang menjadi teman. Tapi justru sekarang ini saat-saat seperti itu sangat dirindukan. Seakan terlupa oleh eksotisme langit yang dulu menjadi sahabat di shubuh dan senja hari. Tak terlihat sekarang kerlip bintang-bintang yang dahulu sangat mudah ditemukan, yang ada sekarang adalah sorot warna-warni lampu jalanan kota.
Sempat tertarik juga untuk mempelajari lebih dalam tentang misteri yang tersimpan dilangit, meskipun hanya bermodal rasa suka saja memandangi keindahannya . karena Disitu (langit), tidak hanya keindahan yang ditawarkan namun ilmu yang menjanjikan pun ada disana. Sejak zaman sahabat Rasul ilmu ini sudah mulai dipelajari dan dikenal dengan ilmu Falaq. Berarti telah terbukti bahwa ilmu falaq atau yang sekarang disebut dengan astronomi sejak zaman dahulu, dan jika para filsuf berbicara dapat dikatakan dengan essensialisme, yaitu sesuatu yang telah ada sejak zaman dahulu dan masih diperahankan hingga sekarang karena telah teruji dari zaman ke zaman.
Di Indonesia, mungkin pengetahaun tentang astronomi belum semaju di Negara lain. Namun warga Indonesia sendiri telah menunjukan apresiasinya terhadap bidang astronomi dengan adanya komunitas-komunitas pecinta astronomi yang anggotanya berasal dari semua kalangan usia. Itu berarti tekad yang menjadi modal untuk lebih maju dalam bidang astronomi sudah ada, tinggal dikembangkan lagi dengan ditunjang fasilitas dan yang lainnya, insya allah untuk di masa mendatang Indonesia siap untuk bersaing dalam ilmu pengetahuan.
Semoga akses ilmu astronomi di Indonesia khususnya dapat lebih mudah lagi untuk di dapat, mengingat kehidupan manusia tak lepas dari fenomena-fenomena yang datangnya dari langit, sehingga tidak terjadi kejanggalan dan kesalahan persepsi terhadap fenomena alam yang terjadi.
Inilah nikmat Allah yang di anugerahkan kepada kita sebagai manusia. Tentunya sebagai manusia yang telah dikarunia akal fikiran oleh sangPencipta kita akan merasa tertantang untuk lebih giat belajar menggali ilmu Nya , bukan hanya yang ada dilangit tapi seluruh jagad raya ini. Gejala alam yang ada adalah isyarat bagi kita untuk lebih bersyukur dengan nikmatNya dan lebih bijak lagi terhadap semua ciptaanNya terutama ala ini yang Alloh titipkan kepada kita.
Nikmat Tuhanmu yang manakan yang kan kau dustakan…

Jumat, 07 Mei 2010

Especially for My Beloved Sisters

Farah Ardyani
At Yogyakarta

Seperti menemukan mata air di tengah gunung sahara,
kedatanganmu menjawab rinduku pada kampong halaman dimana dulu kita bersatu menuntut ilmu
bahagiaku saat itu sungguh tak terbayarkan oleh apapun,
lelah menghadapi cacian berbagai orang, dahaga yang sejak pagi kutahan, bayangan ujian dan tugas menumpuk di hari esok langsung tergantikan sosok lembut parasmu..
bagai salju turun dikepalaku melihat senyum manismu..
ternyata fisikmu tak banyak berubah,
tapi raga yang kupeluk sekarang bukan mba Farah yang dulu..
aku perlu berguru padamu…
sungguh kau tak berubah…
tutur katamu..
senyum manismu yang khas..
seakan membawaku pada masa lalu
mengenang indah kebersamaan di kedai bakso…
kini aku punya saudara baru,
Mba Wahyu, yup mba Ayu..
Dia tak berbeda denganmu
Caranya berbicara membawaku pada wajah sahabatku…
Kecewa awalnya,
Tak dapat ku jumpai kawan yang lain,
Tapi sekarang tergantikan sosok lembutmu
Meski aku harus memandang wajah teduhmu dari jauh
Aku sungguh bahagia saat itu
3 hari bagiku belum puas menumpahkan rinduku padamu
Ditengah lelahku, harus kudengar “aku pulang dulu”
Sedih,
tapi aku tak boleh egois
serasa ingin menumpahkan tangisku,
kuteriakkan kesalku,
belum sempat aku manjakkan kau dikampung baruku
belum sampai kau mengenal ini kampong baru adikmu
huft, entah kapan kau berkunjung lagi
dan akupun harus merelakan peluk terahirmu itu,
dibawah poster senyum DPP IMM..

Mengenang UM UPI 2009

Sempet heran juga , bukan akhir pekan tapi jalan Setiabudhi, Panorama sampai terminal Ledeng macet total. Tak jauh dari gerbang UPI tertulis spanduk yang intinya permohonan maaf atas macetnya jalan karena lagi ada UM UPI.
Melihat wajah lelah penuh harap mereka jadi teringat cerita Ujian Masuk ku yang penuh cerita. Mungkin wajah-wajah lelah mereka adalah gambaran wajahku satu tahun yang lalu. Mendekap papan ujian di dada.
Aku yakin, ketika mereka pertamakali menginjakkan kakinya digerbang UPI dalam hati mereka berdoa “ Ya Alloh, semoga aku diterima di UPI”. Wajahnya ceria, penuh canda dan tawa dengan kawan-kawan mereka, sama seperti orang-orang kebanyakan waktu itu.
Namun beda banget ama ii dulu pas mau UM UPI. Berangkat ke Bandung aja penuh dengan perjuangan.
Pertama, waktu mau pendaftaran UM.
Ketika itu di Madrasah sedang ujian praktek, ii juga ga dapet ijin buat ke Bandung untuk sekadar tanda tangan di formulir pendaftaran ii. Lobi sana lobi sini, tetap saja tak dibolehkan. Yah.. karena mungkin Madrasah ii tidak dimasuki surat Penerimaan Mahasiswa baru dari UPI. Ii berjuang lobi sana – sini sendiri, bolak-balik minta surat ini surat itu dengan sedikit bantuan dari Pak Imam HP wali kelas ii. Sedih rasanya, tapi untung teman-teman ii mendukung, memberi support, meskipun ada sebagian yang terlihat sirik dan membuat ii bener-bener down saat itu. Izin meninggalkan ujian praktek untuk ke Bandung pun tetap tak ii dapat dari guru Kesiswaan. “ Tolonglah Pak, sehari saja ii izin gak ikut Ujian. Ii mau ke bandung, harus registrasi UM PT dan ii harus hadir disitu” . Kesiswaan: “ ini tu saatnya konsentrasi untuk ujian. Bukan waktunya belanja, main-main ke Bandung!”. Ya Alloh sedihnya, dibilang mau blanja-blanja ke Bandung. Padahal ii dateng ke bliau tidak dengan tangan kosong. Tapi dengan seabreeeeeeg persyaratan ii bawa dan ii tunjukan ke bliau. Tapi bliau tetep saja pada pendiriannya dengan sedikit menggunakan bahasa yang kasar, dan itu di depan temen-temen. Spontan airmata mengalir, semua teman-teman mendekat mencoba menghibur,,. Dan ahirnya ii yang harus mengalah, Sabtu malam seusai pembagian kartu ujian ii berangkat ke Bandung. Dengan mengantongi restu dari keluarga, hujan gerimis pun diterjang. Lama sendiri termenung diterminal menunggu bis datang sambil kembali instropeksi kejadian siang tadi. Seterpurukkah hidup di Madrasahku tercinta ini? Padahal dahulu aku sangat membanggakan Madrasahku dengan seribu kekurangannya, tak pernah sekalipun ku buat onar semasa bersekolah, dan bliau pun masuk kedalam daftar guru di Madrasah yang sangat ku segani ,tapi kenapa ketika aku ingin meniti jalan menuju cita-citaku harus dipersulit? Tidak seperti kawanku yang lain?. Kecewa.. bener-bener kecewa.. Tak lama kemudian bis datang, hanya beberapa penumpang saja yang kesemuanya guru SMA yang hendak mengikuti pelatihan di ITB. Dalam heningnya malam kembali ku coba instropeksi diri, airmata kembali menetes sesak didada semakin menjadi. Ternyata di bus yang sama ada guru BK yang sedang melanjutkan S2 nya di UIN SGD, seusai istirahat di rumah makan kita berdua banyak ngobrol. Tema obrolan kita tak jauh dari penerimaan mahasiswa baru. Tak terasa sudah sampai Tasik, ahirnya bliau kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan istirahat. Dari obrolan yang tergolong singkat itu, kucoba simpulkan sendiri apa yang terjadi dengan madrasah tercintaku ini. Penuh dengan dinamika, problematika entah itu guru maupun siswanya. Perlahan ii coba trima itu, tapi hati masih tersakiti… . Pukul 02.30 bapak jemput ii diterminal Cicaheum, sampai dirumah ii langsung tidur, zzzz….. . jam 9 pagi ii ma bapak berangkat ke UPI buat nyerahin berkas-berkas dan subhanallah jam 11 siang ribuan calon peserta UM sudah berkumpul di depan BAK. Serasa lagi audisi Indonesian Idol, wajar karena ini hari terahir. Karena berkas-berkas pendaftaran ii sudah dilengkapi sejak dirumah jadi di BAK tinggal menyerahkan saja, jadi jauh-jauh dateng dari Banjarnegara ke Bandung hanya sekedar tanda tangan dan cap 3 jari buat kartu testing… huft…
Jam 1 ii langsung pulang, pas mau keluar gerbang UPI sontak air mata mengalir..
Sederet bus pariwisata dengan plat no beragam ada di situ. Dan itu tanda apresiasi pihak sekolah terhadap semangat siswa-siswinya untuk mengejar cita-cita mereka. Dari plat N, L , W, S, Z, K, H, AD , AB, BG pun ada. Yang bikin miris mana plat R? sudahlah…
Sampai dirumah ii langsung istirahat, karena sore nanti ii harus kembali lagi ke Banjarnegara.
Dalam perjalanan pulang ke BAnjarnegara, seuntai doa ku lantunkan dalam hati sesekali sambil mempersiapkan materi ujian Berharap Ujian esok hari dapat ku selesaikan,
Sampai di rumah pukul 4.00, persiapan sholat Subuh dan istirahat sebentar,
Sesampai di MAdrasah..
Kecewa yang ku dapat…
Kenapa?
Ternyata sebagian dari teman sekelas tidak hadir, dengan dalih sedang verifikasi ke PTN di Jogja tapi mereka sedang jalan-jalan…
Apa-apaan ini!!!
Ini kesaksian langsung dari temen sekelasku yang juga kemaren ikut verifikasi ke Jogja,
“Kita sebenernya udah beres dari kemarin soalnya di kolektifkan,”
Ii : “ trus kenapa mereka belum pada pulang?”
R*** : “ sebagian dari mereka hari ini jalan-jalan ke MAlioboro..”
Astaghfirullah…
Ya Alloh semoga Kau ampuni dosaku, ii bela-belain hujan-hujanan, naik bus malem, engga istirahat, rela hanya 5 jam bertemu dengan orang tua, rela tak belajar demi menepati janji ma Kesiswaan apapun yang terjadi akan ikut ujian, eee.. malah yang lain diberi kebebasan untuk menikmati jalan-jalan…
Semoga Alloh mengampuni dosa hambaNya yang lalai, dan semoga kami bukan termasuk umatMu yang dzalim..
Kedua, Ujian MAsuk Tiba…
Kejadian serupa kembali terjadi, karena waktu UM UPI bertepatan dengan waktu uian Madrasah. Dan itu artinya harus kembali berdebat dengan Kesiswaan. Tapi untuk depat kali ini simpatiku pada beliau sudah sedikit luntur. Tak berbelit-belit panjang lebar, sengaja ku tutup telinga dan hati agar tidak mendengar ucapannya yang justru akan membuat semanagt menjadi down.
Pagi-pagi ii sampai dibandung sendirian, seperti ketika waktu verifikasi. Namun ini harus menunggu lama di terminal untuk dijemput. Melihat sekeliling, masih sepi. Ternyata begini suasana pagi kota Bandung. Dalam perjalana pulang kerumah juga kembali ku temui wajah kota Bandung yang tak kutemui di siang hari. Berderet waria menjajakan dirinya disepanjang jalan Soekarno Hatta deket Metro Margahayu, cantik-cantik juga mereka…
Kali ini ada sedikit persiapan untuk UM, ada waktu sehari untuk istirahat dan sedikit mencoba mengerjakan soal-soal SPMB tahun lalu, ya walaupun ini UM dan soalnya jelas berbeda tapi apa salahnya belajar…
Keesokkan harinya pada hari Sabtu, UM dimulai,
Dari rumah pukul 07.30 tanpa sarapan karena pukul08.30 UM dimulai.
Pukul 07.00 jalanan Setiabudhi ddeket UNPAS sudah dipadati calon peserta UM, jalanan macet total tak dapat bergerak. Dan bapak mengambil jalan pintas lewat Cipaku, karena waktu tinggal 15 menit lagi tapi masih saja sulit untuk masuk ke area kampus.
Ada waktu 5 menit lagi untuk sampai ke 07.30, dan ini kami gunakan untuk mencari ruangan dan tempat duduk, yup.. ii tes di fakultas IPS lama…
Sebelum pukul 07.30 tepat, peserta dilarang memasuki ruangan test. Jafi ii duduk di depan ruangan test sendirian, karenabapak entah kemana. Kupandangi sekeliling, semua calon pesrta test ditemani oleh orang tua, guru mereka. Kalaupun tidak, mereka bergerombol dengan teman-teman satu sekolah mereka, tapi aku… hanya menunduk sendiri di ujung ruang tunggu yang tanpa kursi itu. Mungkin sekilas Nampak seperti anak kecil yang sedang menunggu orang tuanya.
07.30 tiba…
Semua peserta masuk…
Peraturan dibacakan, soal dibagikan…
Kupandangi orang-orangs sekitar…
Mereka tampak optimis, meskipun aku tahu mereka sangat gugup. Tak sedikit dandanan mereka yang lebai.. kalo kata aku, menor, bukan cantik malah nora yang ada, keliatan kalo mereka dari kampong, sama seperti ii
Bedanya harapan mereka untuk dapat diterima di UPI sangat besar, kalau ii ikut UM hanya sebagai formalitas saja, asal orang tua senang…
Ii duduk di bangku paling depan kursi paling ujung deket pengawas, dan ternyata Noviana yang sekarang menjadi teman satu kelas ii ada di situ juga, yaaa mana ii tau waktu itu,
Teman yang duduk di sebelah ii orang Cianjur, mau ngambil akuntansi katanya. Yah dia agak sedikit membantu, karena UM ii hanya bermodalkan 1 pensil dan penghapus saja. Jadi bolak-balik ii minjem penyerut ke dia, nuhun ya A’..
Tepat pukul 12 kita break,
“ bapak ii laper..”
“ nih sana jajan, itu kantinnya..”
Ii jalan sendiri ke kantin sedang bapak asik ngobrol ama temannya. Sehabis makan, langsung sholat ke Al Furqon.
Pertama kali menginjakkan kaki ke Al Furqon hanya kata Subhannallah yang di ucap, begitu megah masjid di kampus UPI, meskipun harus bingung mencari tempat wudhu..
13.00…
Ujian kembali dimulai dan berakhir pukul 15.00
Dijalan kehujanan, dan hujannnya benar-benar lebat.
Dalam hati terbersit doa, sungguh perjuanganku untuk dapat mengikuti UM sanagat berat kurasa. Harus melewati berbagai coba, tangis pun sering tak tertahan, Ya Alloh semoga Engkau mudahkan jalanku
Sorenya, harus kembali berkemas untuk pulang ke Banjarnegara. Seuntai amanah, tugas dan ujian telah menanti esok..
Semoga Alloh senantiasa memudahkan jalan ku, melapangkan dadaku, dan memberiku kekuatan yang lebih untuk menghadapi semua coba ini..
Budi, Mufti, Windy : “ Mba ii kapan pulang? Ini yang Al Ma’tsur sudah ditanggapi belumm? PEMDA ,surat belum masuk mba.. , kita udah dapet dana dari PAN..”
Iya kawan-kawan, sore ini ii pulang. Dan esok kita dapat kembali melanjutkan perjuangan mensukseskan Musyda…

Sabtu, 01 Mei 2010

Especially for SYABI

Hatiku menunggu sejak pandangan matamu pagi itu
Jiwaku melayamg bagai kapas tertiup sang bayu,
Lepas tanpa batas….

Dalam malam aku selalu berharap
Kelak engkau akan datang membawa setangkai mawar untukku
Bebaskan tawanan yang tergadai,
Dengan seuntai kata dan mahar
Kau bawa diriku menuju duniamu dalam bahagia
Merajut kasih,menanti asa dilalui bersama
Indahnya dunia,
Manisnya cinta, dan
Getirnya kehidupan dikecap bersama
Berdua meniti jalan ,
Menuju syurga......

Pudarnya Pesone The Glasses

Kau begitu sempurna pada awalnya
Bagai gelas Kristal yang anggun dengan pancaran kilaumu
Memikat siapa saja yang memandangmu
Tuturmu tajam, tatapanmu bagai panah yang lepas dari busurnya,
Siap menusuk siapapun yang memandangmu
Hingga akupun merasa tak pantas untuk dapat bersanding denganmu,
Karena aku adalah gelas kaca yang retak
Pesonamu begitu kuat hingga aku harus merelakan tubuhku semakin retak
Membayangkan wajahmu sungguh suatu bahagia bagiku
Dan, mulai kusimpan senyummu dalam hatiku
Seiring berjalannya waktu kita semakin sering bersama
Tapi hatiku mulai tersayat
Ketika ternyata kau tak hanya padaku saja membagi kasih palsumu itu
Tapi aku tetap menyimpan senyummu itu
Ku bingkai dalam album hatiku
Tapi kurasa-rasa hatiku semakin sakit pula menyimpan senyummu
Pesonamu mulai memudar ketika ku melihat kau mengepulkan asap racun
Engkau juga bukan pria yang setia pada satu wanita
Dibalik ke-arifanmu ternyata panah mu semakin menusuk-nusuk siapa yang dekat denganmu
Sungguh kusayangkan itu
Hingga ahirnya pesonamu memudar dalam hatiku
Dan kini kembali terisi dengan satu nama
Karena aku setia pada satu cinta (290410)